Tolong saya, apa saya sumbang saat bermain biola?
Apa saya sumbang saat bermain biola sampai-sampai pemimpin orkestra gak mengajak saya saat pertunjukan besar malam itu, saat penonton sedang ramai-ramainya?
Kasian sekali saya.
Simbiosis Realistis adalah hal yang biasa, tapi kali ini kasusnya sama sekali berbeda. Dalam konteks hubungan seperti ini, si pohon yang melegenda gak berbuah seperti biasanya...cuma bisa merasa kecewa. Dan lagi, dalam konteks hubungan seperti ini saya gak akan mungkin ingin dan berani mengasah belati.
Saya gak akan mungkin ingin dan berani mengasah belati karena saya tau sebenarnya pemimpin orkestra adalah sosok yang bijaksana. Salah satu yang paling bijaksana. Saya juga tau pemimpin orkestra punya banyak pertimbangan. Tapi coba lihat kenyataan. Sekarang tiang-tiang gedung orkestra mulai sedikit rapuh. Beberapa atapnya rubuh. Penonton sudah tidak seramai biasanya. Belum lagi gedung kita yang terancam digusur walikota. Orkestra kita dililit utang. Klasik memang.
Saya gak menjamin saat saya ikut bermain biola semuanya akan jadi sebuah harmoni yang bisa dinikmati. Tapi percayalah, keadaan memaksa kita berbagi peran. Berikan saya peran, itu akan menjadi sebuah pengakuan, sangat membahagiakan.
Jadi...pemimpin orkestra, kali ini tolong biarkan saya ikut bermain biola.
No comments:
Post a Comment