Kalo sekarang sudah tua bukan berarti tau segalanya, katanya. Sekarang atau dulu, mainannya tetap sama, kalo kata orang sih gundu namanya. Oh iya, dulu juga, cuacanya juga seperti ini. Terlihat cukup cerah dan tiba-tiba hujan deras bukan main. Bergairah, dan kemudian berangin.
Ladang bermainnya juga masih sama, padang rumput hijau dengan beberapa pepohonan di sekelilingnya. Bedanya, dulu si pohon masih belum setua ini, mungkin masih setinggi seratus lima puluh senti.
Jangan mengedipkan mata. Siapa tau masih ada ranjau di padang rumput itu. Iya, ranjau seperti dulu. Dulu sih ranjau peninggalan Viet Cong. Siapa tau sekarang di dekat trembesi itu ada ranjau peninggalan Belanda? Sama-sama bangsatnya.
Dulu hobi berlari, terjatuh, lalu berdiri lagi. Tapi sekarang harga miras naik, mungkin karena alkohol naik, sepertinya revanol juga. Gak bisa sembarangan ngobati borok dan luka, makanya.
Kalo apes sih apes aja. Beling bajingan, kerikil tajam, atau ranjau Belanda diinjak juga. Gak dijamin nyaman, tapi berjalan bersama sih katanya lebih aman.
Jadi, sore nanti kita bermain bersama, ya?
No comments:
Post a Comment