Saturday, February 25, 2012

Matarmasahaja

Matarmaja adalah kereta Jakarta-Malang Malang-Jakarta lima puluh satu ribu sahaja. Gak ada selimut gak ada bantal, gak ada AC gak ada TV juga. Udaranya panas seperti bokongmu, yang mungkin mulai membiru karena kursi busa yang sekedarnya itu.

Ini kereta ekonomis, jangan protes kalo kakusnya amis.

Gak jadi pipis kamu gak kembali duduk takut bokongmu semakin menipis. Merokok di sambungan kereta dan ternyata kamu bisa mendengar segalanya. Tumbuk roda kereta, bacot sepak bola, sampai elegi rakyat jelata yang tak lagi percaya pada presidennya.

Ananta pernah berkata, kereta ekonomi ibu dari sejuta inspirasi.

Karena tidak dilenakan AC dingin dan selimut tebal, kamu bisa dengar curhat rakyat yang sebal karena wakilnya bebal. Kamu bisa dengar itu, dan kamu bisa melihat seorang ibu yang memeras puting payudara karena gak bisa beli susu untuk anaknya yang masih balita. Kamu bisa lihat itu, dan kamu bisa merasa sepasang mata pemuda yang sedih buku pijat tradisionil dagangannya tak laku jua.

Teman sebangku menjadi sodara adalah hal yang aneh di kereta eksekutif sana. Dengar, lihat dan rasa. Selamat datang di kereta Matarmaja, hangat karat bau bersahaja.

Bukan angkutan eksekutif, ini wajah republik masif.

No comments:

Post a Comment