فبشرناه بغلام حليم فلما بلغ مع السعي قال يا بني إني أرى في المنام أني أذبحك فانظر ماذا ترى قال يا أبت افعل ما تؤمر ستجدني إن شاء الله من الصابرين فلما أسلما وتله للجبين وناديناه أن يا إبراهيم قد صدقت الرؤيا إنا كذلك نجزي المحسنين وإن هذا لهو البلاء المبين وفديناه
بذبح عظيم
101. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". 103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). 104. Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, 105. Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 106. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata. 107. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (Shaaffat: 101-107)
Tulisan Arab gundul kalo gak bisa baca tenang saja masih ada artinya. Kalo malas membaca pergi saja ke masjid sana. Bau ketiak kambing selalu bikin pusing. Dia mengembik mungkin talinya mencekik. Sapi sintal atas nama kepala desa melenguh, tapi gak mengeluh. Algojo asah belati sampai jempolnya melepuh, jidatnya berpeluh. Saat darah muncrat bocah-bocah semburat. Binatang menggelinjang dikurbankan selalu jadi tontonan.
Sebenarnya bukan masalah kambing, sapi, atau unta kalo di Arab sana. Mereka cuma manifestasi belaka. Tapi dua puluh tahun hidup di dunia apa yang sudah kamu korbankan untuk Tuhanmu yang telah memberikan segalanya?
Bukan sekedar sembelih kambing semata, tapi semoga kambingmu setia menunggu di Sirathal Mustaqim sana.
No comments:
Post a Comment