Wednesday, October 29, 2014

Soliter

Sofija adalah ikan mas komet yang lincah dan riang dengan Kiev adalah ikan cupang yang sedikit lebih pemurung dan pendiam, tampak seperti tipe pemikir memang. Ini bisa dibuktikan saat ditanya sudah makan atau belum, Kiev hanya diam, dan berenang. Saat ditanya apakah kamu sedang bersedih, Kiev tetap diam, sambil terus berenang. Mungkin Kiev memang hobi diam, dan juga berenang.

Tidak begitu halnya dengan Sofija. Sofija selalu riang dan sedikit narsistik. Dia gemar berenang kesana kemari dengan memamerkan rumbai ekornya yang putih keemasan sambil merasa seksi. Dengan tubuhnya yang curvy dan tingkah polahnya yang terkesan cheapy, Sofija memang seperti kebanyakan gadis muda masa kini.

Sementara Kremlin adalah kaktus penyendiri yang tidak pernah mengenal siapa bapak ibunya. What doesn't kill you makes you stronger, barangkali Kremlin memang ditakdirkan menjadi Nietzschean. Pribadinya yang tangguh adalah hasil tempaan kehidupan yang suram. Sifatnya yang tidak menyukai keramaian tampak saat diajak berjemur dan berbincang di halaman Kremlin tak terlihat senang. Duri-durinya yang lantas menguning keesokan harinya adalah bentuk represi yang nyata. Cara terbaik berteman dengan Kremlin adalah membiarkannya sendiri di ujung gelap nan sepi, sembari sesekali menanyakan kabarnya sepulang kerja untuk basa-basi ala kadarnya. 

Meskipun baru menemani sejak sepuluh hari yang lalu tapi ikatan emosionil diantara kami terpatri kuat layaknya sahabat yang sudah berkawan sejak sepuluh hari yang lalu. Berempat kami seperti melewati hening yang sama, gelap yang tak pernah benar-benar berbeda.

Dengan menunjukkan bagaimana mempersetankan keadaan di balik pembawaannya yang selalu riang, ikan mas komet mengajarkan kepada kita untuk menjadi seorang penampil yang baik. Sementara kaktus dan ikan cupang adalah simbol paling paripurna dari hidup yang soliter. Bagaimana mereka hidup sendiri dan berdikari barangkali merupakan representasi Übermensch terbaik yang bisa diajarkan hewan dan tumbuhan untuk kita, manusia, yang sering mampus dikoyak sepi dan modar ditelan kesendirian.

Ada sesuatu yang sentimentil saat melihat Sofija berak sembarangan atau saat mengamati Kiev diam, sambil berenang. Ada damai saat di pagi hari kalian bisa memastikan Kiev dan Sofija makan baik dan tidur cukup, ketika melihat mereka berdua berenang dari satu sudut akuarium ke sudut lainnya dengan lincahnya. Oh kalian harus tau betapa magis rasanya saat mengamati mereka berdua menggerak-gerakkan bola matanya.

Pun ada sepetak intim yang ditawarkan Kremlin saat kita bertanya padanya apakah durinya baik-baik saja, apakah ingin berjemur sore ini, ataukah esok pagi. Menyapa mereka bertiga sepulang kerja sungguh merupakan satu hal yang begitu rekreasional, sebentuk eskapisme diantara histeria riuh artifisial yang repetitif, banal dan dangkal.

Pada akhirnya untuk beberapa menit yang singkat dan dalam, saya berhenti menjadi robot. 

Say hello to my little mates: Kremlin, Sofija, and the beautiful Kiev
It's substantial to have friends to share a silence with, when you live among the hilarity of the clowns.

1 comment:

  1. hahaha
    penamaan piaraanmu luwih ekstrim timbanga aku tibake
    http://dinisked.blogspot.com/2012/06/berkebun-lagi.html
    http://dinisked.blogspot.com/2012/06/ke-pameran-flona-lagi.html

    ReplyDelete