Tuesday, April 23, 2013

Sangkala Dua Puluh Dua

Jika bisa membeli lalu mengulang waktu, apa yang akan kamu lakukan 5 tahun yang lalu?

5 tahun yang lalu berarti kamu masih berseragam putih abu-abu. Maka dari itu tidak muluk-muluk rasanya jika kamu berharap bisa menjadi anak SMA yang baik luhur dan budi pekertinya. Kamu akan menjadi anak SMA yang setiap hari sigap bangun pagi, untuk tidak terlambat dan dijemur sambil hormat yang pura-pura khidmat. Tidak akan menyelipkan sebatang rokok di dasi untuk menyembunyikannya dari guru tatib yang gendut legam dan seram sekali. Tidak akan memakai celana seragam kecil bermodel pensil,  pun tidak berkomplot untuk mencoret tembok kelas dengan cat semprot.

Tidak akan ke kantin saat jam pelajaran fisika dan tidak merokok di toilet masjid saat jam sholat dhuha tiba, yang dengan itu semua guru dan orang tuamu akan gembira karena poin pelanggaran di buku tatibmu tidak akan selalu mendekati limitnya dari tahun pertama hingga tahun ketiga.

Kamu tidak akan menjadi anggota geng motor, apalagi jadi presidennya. Hahaha. Yang dengan  begitu kamu tidak akan banyak menghabiskan waktu di bengkel dan jalanan hanya untuk membuat orang tuamu jengkel karena kebut-kebutan. Pun tidak akan bersusah payah menyisihkan uang jajan agar motormu bisa berdandan hanya untuk kemudian habis kau hancurkan di jalanan.

Sebagai remaja yang benar dan baik mungkin kamu juga akan memilih musik nasyid hadrah atau qashidah sebagai favorit dan way of life. Playlistmu adalah hits "Ummi" dari Sulis dan Hadad Alwi, tidak akan larut dalam musik sarat distorsi dan moshpit yang kasar dan intens sekali. Menghadiri gigs-gigs musik liar dan gahar adalah hal yang mustahil dan hil yang mustahal. Tidak akan pernah terpikir olehmu tenggelam dalam hasrat resistensi masif yang binal brutal dan banal.

Memasuki masa kuliah, kamu akan menjadi mahasiswa suri tauladan bagi teman-teman. Kitab tebal akuntansi adalah bacaan sehari-hari, berbagai pasal Undang-undang Negara hafal di luar kepala. Semua bisa kau dapatkan karena tak pernah absen  duduk di barisan bangku terdepan. Kamu adalah mahasiswa favorit dosen dan semua temanmu tahu hal itu. Menjalani kuliah dengan tertib dan tak pernah jemu,  tidur di kelas menggambar di meja menulis puisi di sampul buku selalu jadi hal tabu bagimu.

Untuk memupuk soft skill yang kata khalayak ramai penting sekali maka kamu mengikuti berbagai ragam organisasi. Organisasi intern jurusan, organisasi amal bakti filantropi, organisasi pengoleksi perangko filateli, dan oh iya organisasi pecinta fotografi. Itu semua agar kamu tercitra sebagai mahasiswa intelek berkelas, yang beradab. Kamu tidak akan pernah bergumul dengan geng pasukan penghancur yang imajiner badung, dan biadab.     

Selulus kuliah yang kau akhiri dengan indeks prektasi yang teramat tinggi dan tak medioker, selekasnya kamu mengisi waktu senggang dengan kegiatan magang. Bisa di perusahaan elit, atau berbagai kantor bonafide. Iya, yang elit dan bonafide agar tampak guna dan gengsinya saat update "Halo lagi di kantor", "Halo lagi DL ke Sabang", "Wah hari ini ke Merauke", atau "Halo sudah resign nih  ayo liburan mendaki gunung lewati lembah". Yah pokoknya sedemikian rupa yang karenanya kamu akan nampak seperti beretos kerja tinggi dan keren sekali.

Tidak akan mungkin waktu senggang kau habiskan hanya dengan nongkrong membaca buku membuat tulisan sambil merokok dan begadang semalaman. Ah bagaimana mungkin kamu bisa merokok jika kamu adalah healthy freak yang menjunjung tinggi-tinggi amat pelbagai gaya hidup sehat? Kamu adalah pemuja gaya hidup sehat, ahli agama yang bersih dari segala dosa, dengan segudang kebaikan-kebaikan lainnya yang memungkinkan dirimu menjadi Manusia Paling Suci dan Oke Di Muka Dunia dan Luar Angkasa.

Iya, kamu akan tercitra rapih lurus tertib benar dan baik, dengan cara paling sempurna yang bisa dan pernah ada..

..sekalipun ternyata apa yang paling menyakiti adalah terkebiri diri sendiri. Mereka yang paling  menyesal dan berdosa adalah mereka yang menjadi tua tanpa merdeka dan mereka yang muspra tanpa sempat membuka topengnya. Mereka yang paling menyesal dan berdosa adalah mereka menjadi boneka dan mati, patuh lapuk usang dan modar tanpa menjadi diri sendiri. Hidup bertopeng adalah melelahkan, berubah hanya untuk menyenangkan orang lain adalah benar-benar menyedihkan.

Maka dengan begitu, jika bisa membeli lalu mengulang waktu, apa yang akan kamu lakukan 5 tahun yang lalu?

"Aku terlalu gembira menjadi diri sendiri untuk mengeluh dan berpeluh demi menjadi orang lain...


....aku ingin tua, aku ingin sirna, aku ingin menjadi tua dan sirna perlina yang merdeka, tanpa lapuk usang dan tak berguna."

Lima, sepuluh, atau dua puluh dua tahun yang lalu, seharusnya memang selalu sesederhana itu.

2 comments:

  1. balik ke 5 tahun yang lalu? maksudmu, "balikan" gitukah Rip? :D move on Rip, pfft

    ReplyDelete