Pertama-tama, mari kita ucapkan selamat buat negara tetangga, Malaysia. Terlepas dari laser, serbuk gatal (katanya), Kak Ros & Cik Gu, dan segala hal yang menyertai perjalanan mereka, pada kenyataannya kita emang harus besar hati dan mengakui kalo merekalah juaranya.
Emang selalu gak menyenangkan kalo kita gagal di saat gelar juara terlihat sudah begitu dekat. Selalu gak menyenangkan juga kalo kita urung ngeliat teman kita memenuhi nazarnya merokok 10 batang Marlboro sekaligus seandainya Indonesia jadi juara. Tapi, mari kita lihat perjuangan mereka, para punggawa Timnas Garuda. Mereka sepenuhnya sadar, partai semalam bukan sekedar perebutan gelar juara, tapi juga pertaruhan gengsi antara dua bangsa. Mereka juga sepenuhnya sadar, harapan 200 juta rakyat Indonesia yang tertumpu di pundak mereka begitu besar. Gak ada yang perlu disalahkan kalo kita ngeliat performa mereka. Kita terus menekan dan entah itu karena kekuatan magis, kurangnya keberuntungan, atau performa luar biasa kiper lawan, kita terlihat begitu kesulitan untuk mencetak gol ke gawang Malaysia.
Masalah penalti? Jangan pernah salahkan Firman Utina. Kita gak pernah ikut merasakan rasa nervous, grogi, dan terbebani yang dirasakan kapten kita itu. Sialnya, HAP ! VJ Daniel, Khairul Fahmi, kiper Malaysia itu, seperti terlalu tangguh untuk ditaklukkan. Melompat, berjibaku, kayang, sikap lilin, menepis, dan menangkap bola seperti gak ada capeknya, damn you man ! hahaha. Dan, lewat sebuah serangan balik, striker Malaysia nomor punggung 10 yang jidatnya selebar jidat salah satu teman baik saya itu berhasil membobol gawang kita. Pada akhirnya, dua gol yang kita sarangkan ke gawang mereka gak cukup untuk membuat kita jadi juara.
That's a game ! Selalu ada yang menang. Saat ini, Harimau Melayu lah yang menang. Tapi, gak ! Setelah semua yang mereka tampilkan dan perjuangkan di lapangan, Timnas Garuda kita gak bisa disebut pecundang. There is a winner, but Garuda's not a loser ! Kalo Timnas Garuda kita gak bisa memenangkan gelar juara, paling gak keringat dan perjuangan mereka berhasil memenangkan hati rakyat Indonesia.
Masalah ketua umum PSSI kita yang terhormat? Maaf, saya gak mau komentar masalah itu. Mari kita logika. Kalau teriakan tuntutan turun dari 85 ribu supporter di GBK aja gak didengarkan bagaimana mungkin tulisan seorang cowok biasa, tampan, rupawan, sederhana, dan bersahaja ini bisa digubris dan membawa perubahan?
Sudahlah, mari kita bersikap layaknya ksatria. Kalah terhormat dan mengucapkan selamat untuk sang juara. Sekali lagi, selamat untuk Malaysia ! Selamat untuk Upin, Ipin, Mei-Mei, Mail, Ehsan, Kak Ros, Cik Gu dan mereka yang gak bisa saya sebut satu-satu !
Bangunlah Jiwanya ! Bangunlah Badannya ! Untuk Indonesia Raya...
No comments:
Post a Comment