Pernahkah kamu bertanya, bagaimana sebenarnya pertanda jatuh cinta? Bagaimana pertanda bilamana kau temukan dia, yang saat mengucapkan sapa sederhana bagimu bisa berarti segalanya? Bagaimana pertanda bilamana kau temukan dia, yang senyum tawa dan diamnya lebih mudah untuk dinikmati, daripada dimengerti?
Mungkin
kamu telah menemukan dia, saat bahagia menjadi begitu sederhana dan
bersahaja. Hanya dengan mendengar The Cardigans sambil menatap asbes dan
fotonya, hatimu telah berkebun bunga, harimu seteduh senja.
Mungkin
kamu telah menemukan dia, saat kamu berusaha selekasnya membuang muka
bilamana kamu dan dia tanpa sengaja beradu mata. Bukan karena ingin
sembunyi, tapi untuk mengulangi dan menikmati sensasinya sekali lagi,
dan lagi, berulang kali.
Mungkin kamu telah menemukan dia, saat kamu mulai menebak-nebak apa isi kepala dan hatinya. Tetiba kamu menjadi analis ultra-sensitif, yang senantiasa punya ranting multi-definisi untuk tiap buah kata dan kalimatnya yang multi-analogi dan multi-interpretasi.
Mungkin
kamu telah menemukan dia, saat kamu mulai menebak-nebak apa yang sedang
dilakukannya disana. Menulis, membaca, atau menatap layar hapenya saja.
Ingin berkirim pesan tapi tetiba hatimu malu, ragu, lalu kembali
membisu.
"That's when you know you've found somebody really special. When you can just shut the fuck up for a minute and comfortably share silence."
( Mia to Vince, Pulp Fiction )
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete