Wednesday, October 5, 2011

Tanggal Lima yang Pertama

Kemana saja kamu dulu gak ada yang tau. Tidak buta cuma kurang peka mencium aroma bunga. Bukan mawar melati, tapi ini wangi sekali. Mungkin bukan bunga, cuma sama jelitanya saja.

Banyak yang mencibir gak percaya di luar sana biarkan saja. Cuma sok tau, gak cukup tau. Cuma sok ngerti, gak cukup ngerti. Mereka gak tau dan gak mengerti kemana kita akan pergi.

San Siro, kemudian Venezia. Nonton Milan di tribun selatan, naik gondola cuma berdua saja. Asal tau saja jalannya jauh dan gelap menuju sana. Jalan jauh pasti akan berpeluh. Jalan gelap rawan terantuk. Biar saja berpeluh dan terantuk, kamu tau siapa yang nanti bakal memeluk.

Kata teman-teman hidup cuma untuk tiga hari. Kemarin, sekarang, dan esok hari. Yang diminta cuma doa sederhana. Semoga tiga hari ini dan tiga hari nanti akan menjadi tiga hari yang sama. 

Tiga hari dimana tanggal lima selalu berada dalam bingkainya. Berbunga, menunggu, dan selalu biru.

500 meter dulu, 900 kilometer kini. Selalu tahu siapa yang jadi isi taman hati.

No comments:

Post a Comment