Sunday, January 28, 2018

Anggit Briliantin Hanifah: Sebuah Obituari

Kabar kematian adalah seorang brengsek yang mendobrak pintu rumahmu tanpa permisi untuk menghantarimu setumpuk nestapa, lantas meninggalkanmu tanpa sepatah dua patah kata sampai jumpa. Kabar kematian selalu sebrengsek itu. Seorang brengsek yang kembali tiba saat Anggit Briliantin Hanifah; seorang teman yang baik dan gadis periang yang menyenangkan; harus meninggalkan keluarga, kekasih, dan teman-teman yang sungguh mencintainya dengan tiba-tiba, dan untuk selama-lamanya.

Seorang bijak pernah mengatakan bahwa sebagian orang dilahirkan ke dunia untuk menjadi penyendiri, sebagian yang lain terlahir untuk menjadi periang dan mempunyai banyak teman. Onjit, sebagaimana ia banyak dikenal dan dikenang, berada di kelompok yang kedua. Tidak akan sulit bagi siapapun yang mengenalnya secara pribadi untuk mengamini bahwa Onjit semasa hidupnya adalah gadis yang terlalu periang dan pribadi yang terlalu menyenangkan untuk tidak dijadikan seorang teman. 

Pada hari kerja tepat pada pukul dua saat kamu sedang sibuk-sibuknya ia akan mengirimimu kabar bahwa tempat nongkrong favoritmu kini menyediakan varian minuman baru, sebuah kabar yang tidak akan membuat hari-harimu lebih indah tapi akan membuatmu tahu kemana harus bertandang saat penat datang. Di akhir pekan ia akan mengirimkan promo dagangan aneka produk perawatan anti jerawatan, produk-produk yang diklaimnya akan membuatmu lebih rileks dan tidak uring-uringan pun cocok diaplikasikan sambil mendengarkan Britpop di hari Sabtu dan membaca buku di hari Minggu. Pada suatu siang yang terik ia akan menasehatimu untuk bekerja dengan tekun dan giat karena gajimu adalah uang rakyat, sembari mengingatkan bahwa ia adalah bagian dari rakyat yang karenanya berhak mendapatkan jatah traktiran kelak saat kamu pulang. Di suatu pagi yang biasa saja ia akan tiba-tiba memintamu untuk membelikan jam tangan seharga satu setengah juta sambil mengingatkan bahwa sudah terlalu lama sejak terakhir kali kamu belanja untuk seorang wanita, sebuah cara yang ia yakini bisa mendorong seorang teman untuk lekas sembuh dari patah hati dan siap untuk jatuh cinta lagi. Selalu sesatir, sebrengsek, dan seabstrak itu.

Onjit mempunyai banyak daya untuk menggunjing dan memperolok orang, sebagaimana kita semua, pun ketahanan luar biasa untuk menyemangatimu saat sedang tidak baik-baik saja. Ia bukan seorang kawan palsu yang akan selalu bersepakat denganmu. Ia akan menguliti dan menelanjangimu dengan apa adanya. Memaki, membodoh-bodohkan, pun menasehatimu tepat pada waktunya.

Onjit akan membuatmu berdosa, lalu berdoa, menangis, kemudian tertawa, mengobati patah hati-patah hati agar siap jatuh cinta lagi, meyakinkan bahwa setiap permasalahan hadir untuk ditaklukkan; dan banyak hal-hal tulus dan menyenangkan lainnya yang tidak akan bisa disebutkan satu per satu; secara regular dan kontinu. Ia tidak akan berhenti berusaha menghentikan tangismu sampai kamu kembali tertawa, ia tidak akan lelah menjadi temanmu hingga pada akhirnya kamu akan kembali percaya bahwa kawan yang menyebalkan dan baik dan tulus sekaligus bukan mustahil adanya.

Tidak akan ada lagi Onjit yang akan mengirim pesan pukul dua belas malam hanya untuk menanyakan apa zodiakmu dan bagaimana suasana hatimu. Pun demikian dengan pertanyaan-pertanyaan yang konyol dan tiba-tiba seperti apakah kamu sedang kesepian atau baik baik saja. Pertanyaan-pertanyaan tentang arti kehilangan, pun kesepian, yang akhirnya menemukan jawaban tepat saat seorang teman baik pergi dengan tiba-tiba, dan untuk selama-lamanya.

Disana, entah di bagian mana, malaikat telah menyambut kedatangan seorang gadis jenaka nan periang yang akan membuat akhirat jauh lebih menyenangkan. Disana, entah di bagian mana, kamu percaya bahwa Onjit sedang bercengkerama, dan sangat mungkin sambil tertawa, bersama Penciptanya. Sang Pencipta itu pasti tahu bahwa Onjit memang bukan hamba yang paling patuh dan taat, namun ia tuntas menyelesaikan tugas sebagai manusia yang tulus, sebagai pribadi yang jujur dan apa adanya, dan sebagai seorang teman baik yang tidak pernah alpa membantu sesiapa yang membutuhkannya. 

Disini, malam ini, untuk kepergiannya yang meninggalkan ruam-ruam kehilangan yang tak kunjung luruh, kupanjatkan pengharapan-pengharapan baik untuknya dengan sungguh, dengan penuh seluruh. 

Selamat beristirahat.

1 comment:

  1. Sejak kapan hurip bisa nulis. Tp memang keren tulisanmu. Dan kematian tidak memandang brp umur kita. So persiapkan diri kita menyambutnya.

    ReplyDelete