Friday, September 28, 2012

Komplikasi Jatuh Hati

Pernahkah kamu bertanya, bagaimana sebenarnya pertanda jatuh cinta? Bagaimana pertanda bilamana kau temukan dia, yang saat mengucapkan sapa sederhana bagimu bisa berarti segalanya? Bagaimana pertanda bilamana kau temukan dia, yang senyum tawa dan diamnya lebih mudah untuk dinikmati, daripada dimengerti?

Mungkin kamu telah menemukan dia, saat bahagia menjadi begitu sederhana dan bersahaja. Hanya dengan mendengar The Cardigans sambil menatap asbes dan fotonya, hatimu telah berkebun bunga, harimu seteduh senja. 

Mungkin kamu telah menemukan dia, saat kamu berusaha selekasnya membuang muka bilamana kamu dan dia tanpa sengaja beradu mata. Bukan karena ingin sembunyi, tapi untuk mengulangi dan menikmati sensasinya sekali lagi, dan lagi, berulang kali. 

Mungkin kamu telah menemukan dia, saat kamu mulai menebak-nebak apa isi kepala dan hatinya. Tetiba kamu menjadi analis ultra-sensitif, yang senantiasa punya ranting multi-definisi untuk tiap buah kata dan kalimatnya yang multi-analogi dan multi-interpretasi. 

Mungkin kamu telah menemukan dia, saat kamu mulai menebak-nebak apa yang sedang dilakukannya disana. Menulis, membaca, atau menatap layar hapenya saja. Ingin berkirim pesan tapi tetiba hatimu malu, ragu, lalu kembali membisu. 

Bisu, dan diam. Dan kalian mungkin telah saling menemukan, meskipun hanya dengan diam dalam nyaman keheningan.

"That's when you know you've found somebody really special. When you can just shut the fuck up for a minute and comfortably share silence."
 

( Mia to Vince, Pulp Fiction )

1 comment: