Banal Bukan Tak Kekal

Apa yang akan kamu lakukan kalau terdampar di sebuah pulau terasing, sendirian?

Sendirian hingga kamu merasa begitu rindu, begitu kesepian?

Apa yang akan kamu lakukan kalau terdampar di sebuah pulau terasing, sendirian? 

Mungkin gak benar-benar sendirian. Masih ada suara kicau burung di pagi hari, atau beberapa ekor kepiting yang panik dikejar ombak hingga gak pernah berhenti berlari. 

Kicauan burung, beberapa ekor kepiting, tapi tanpa teman. Teman yang bukan sekedar teman.

Jangankan seorang teman. Sekedar mengharapkan kehadiran sebuah pembuka botol pun terlihat konyol. Terlihat konyol sehingga impian untuk sunbathing sambil menikmati minuman dingin dan merokok rokok putihan mungkin hanya akan berakhir sebagai sekedar impian.

Oh iya, bagaimana bisa merokok di saat pemantik pun gak ada? Harus menggosok batu? Ah, berapa tahun itu lamanya? Jadi simpan kembali lintingan tembakau, toh dia gak akan memulihkan suara yang mulai terdengar parau.

Suara yang parau dan lidah yang mulai kering terkulum. Sudah saatnya mencari minum. Asinnya air laut hanya menambah kalut, tapi apa daya air tawar pun gak ada. Air tawar dan minuman dingin gak ada jadi mungkin sudah saatnya melirik pohon kelapa. 

Minum air kelapa.

Sehari dua hari air kelapa akan terasa begitu luar biasa. Sempurna mengusir bangsatnya dahaga. Tapi setelah berhari-hari dengan kemonotonan yang sama? Air kelapa akan terasa hambar. Pengusir dahaga yang banal.

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat sebuah kapal. Berusaha memberi tanda, begitu dekat tapi ternyata kamu begitu kecil untuk bisa ditangkap indra penglihatan mereka. Menyusul ke tengah lautan sana? Bagaimana bisa disaat kayu untuk membuat sebuah rakit pun gak ada?

Jadi apa yang bisa dilakukan saat sang pulau mulai berbisik untuk angkat tangan pada keputusasaan? Jangan berhenti membangun impian, makan dengan bekerja keras menombak ikan, menggosok batu untuk menyapa suara parau dengan lintingan tembakau, dan mengusir dahaga dengan banalnya air kelapa. Biarkan kehidupan berjalan, menanti mentari pagi sambil melewati dinginnya malam, menunggu sebuah air pasang.

Karena kamu gak pernah benar-benar tahu, apa yang bisa dibawa air pasang saat ia datang.