Tepat saat ada pesawat terbang di atas rumah kalian coba bayangkan jika tiba-tiba ada yang teriak, "Rokeeeeet!"
Berdebum meledak roket itu mengenai trafo listrik sehingga gelap tiba sebelum waktunya. Para remaja sedih karena tak bisa menonton boyband monoton dan bermain Play Station. Perlu tiga menit dua puluh satu detik untuk menyadari keadaan menjadi genting dan berbahaya ketika sebuah peluru tepat menembus sela kedua mata seorang pria paruh baya, disusul dua juta tiga puluh lima peluru lainnya
Lalu sapi menggonggong dan kambing mengaum, ibu-ibu panik bocah-bocah pun mengembik. Negaramu diserang sekutu.
Iya, sekutu yang tediri dari Perancis Inggris Jerman Australia Kanada Australia dan Amerika juga. Brigade infanteri, konvoi kavaleri, dan bataliyon udara semuanya ada. Sedang negara tidak siap perang karena selama ini para wanita ditakdirkan untuk mengangkang ketika para pria diajarkan untuk bersenang-senang.
Maka lekaslah para perempuan menjadi tawanan tentara sekutu untuk menjadi gundik pemuas nafsu. Pria-pria dewasa dihabisi peluru saat bocah-bocah jadi kuli angkut logistik pencuci baju dan penyemir sepatu. Mereka tidak boleh pintar karena jika cerdik cendekia akan berakselerasi dan berbahaya.
Mereka yang berhasil menyelamatkan diri bersembunyi di bunker dengan goni sebagai pakaian dan berselimut ketakutan dalam siang dan malam. Persediaan makanan semakin menipis, sebentar lagi segera habis. Jika sebelumnya makan oatmeal dan roti gandum maka kini mereka menyantap segala apa yang ada di depan mata. Cicak kecoa mayat temannya yang modar karena kusta juga.
Sementara TV Nasional menayangkan kabar berita bahwa presiden menyelamatkan diri bersama keluarga dan kaki tangannya. Para jenderal desersi membuat angkatan bersenjata bagai anak ayam hilang induknya. Tanpa pemimpin dan yang dipimpin, negara menghadapi titik nadir dalam sekian dekade terakhir.
Saat semua nampak nyata dan mendekati akhirnya tiba-tiba oh iya, bagaimana bisa diserang sekutu kalo kepadanya negaramu membabu dan mengemis susu? Jadi tenang. Negaramu adalah tanah tenteram, dalam buaian dan pembodohan.
Dua ratus juta rakyat turun ke jalan-jalan raya berteriak suka-suka sambil tangan meninju muka angkasa. "Merdeka!" kata mereka. "Berdikari! Hidup sayap kanan poros tengah dan sayap kiri! Dada juga! Payudara jangan lupa!"
No comments:
Post a Comment