Wednesday, December 7, 2011

Singa Bola Boneka Saja

Adalah omong kosong kalau mereka yang punya kuasa masih saja koar-koar salam satu jiwa. Semua yang terjadi adalah permainan licik intrik politik, kapitalisasi pelik pembohongan publik. 

Sayangnya kita tidak hidup dimana sepak bola sesimpel masa Galatama atau Liga Kansas saat semua masih sederhana, sepak bola berjalan sesuai tupoksinya. Liga Bank Mandiri juga tidak oke-oke sekali, tapi saat itu masih belum seruwet bulu pubis seperti sekarang ini.

Kamu bingung dan mungkin sampai kapanpun tidak akan pernah tau apa yang sebenarnya mereka mau. Bapak Bupati mungkin ingin menjadi seperti Benito Mussolini, merebut simpati karena memberi gelar Juara Dunia 1934 dan 1938 bagi Itali. Tapi apakah disini sepak bola sudah menjadi media propaganda investasi untuk pilkada nanti? Aiiiiih seram sekali. 

Lalu kubu yang di seberangnya? Katanya sih menjadi antek organisasi induk sepakbola Indonesia. Mungkin ingin menjadikan singamu kapitalis matre, padahal sejak seribu sembilan ratus delapan puluh tujuh sudah takdir terlahir kere. Boleh juga sebenarnya menjadi kaya, tapi apa harus diperkosa singanya hingga menjadi dua? 

Berani bertaruh celana dalam seisinya, rakyat jelata gak ada yang mau kalau singamu menjadi dua. Suporter puritan, calo tiket pertandingan, pedagang sate bekicot sampai tukang parkir, mereka bukan orang yang pandir. Mencintai klub bola itu seperti mencintai seorang wanita. Klub bolamu menjadi dua sama menohoknya seperti saat kamu tau pacarmu berkelamin ganda.

Berteriak sekeras apapun memberontak seberingas singa pun sepertinya kamu harus mulai belajar menerima bahwasanya disini sepakbola sudah menjadi ladang perang kapitalis dan politikus, sepak bolanya yang mampus !

Yang bisa kamu lakukan adalah diam saja dan berdoa semoga nanti kembali tiba masa dimana kamu berjalan ke stadion di hari Minggu, menggandeng istrimu dan menggendong buah hatimu yang masih balita tanpa perlu ada yang bertanya : "Singamu singa yang mana?"

singaku yang ini saja

Politisasi kapitalisasi sampah, lelah sepak bola payah !

No comments:

Post a Comment